BREAKING NEWS

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Thursday, November 26, 2009

Pengemis dan Pengamen Jalanan sebagai Trend Profesi

Entah apa yang terjadi dalam kehidupan para pengemis dan pengamen dan pengamen - pengamen si jalanan ibukota jakarta yang semakin menjamur di setiap - tiap lampu merah dan jembatan penyebrangan. Mereka mencari nafkah dengan menadahkan tangan, memohon belas kasih dari orang lain. Semasa kecil ,saya sering menemani ibu saya ke pasar menyusuri emperan ruko, namun kala itu jarang terlihat pengemis di sepanjang jalan. Kalaupun ada sekali, dua kali terlihat orang gila yang tertidur di dekat pasar dengan baju compang - camping, rambut gimbal, kuku hitam dan tubuh penuh debu yang mengering, keringat yang lekat di kulit karena keringat. Perbedaan kehidupan sewaktu kecil dan sekarang setelah saya dewasa, membuat saya bertanya - tanya “Apakah bangsa ini menjadi lebih miskin, sehingga pengemis dan pengamen semakin banyak saat ini ?” Beberapa kali saya melihat liputan di televisi tentang hal ini, tampak ada nya kemunduran pemikiran dari orang-orang yang berprofesi sebagai pengemis dan pengamen jalanan ini. Ada yang menggunakan trik tertentu agar terlihat cacat dan tidak mampu bekerja, sehingga orang lain menjadi iba, kemudian memberi sedekah. Ada yang mengorganisir anak- anak kecil dan ibu - ibu tua untuk meminta - minta di jalanan, jembatan , perumahan dan tempat - tempat lain. Mereka di antar ke tempat- tempat lyang sudah di rencanakan, serta di awasi agar tidak ada yang kabur, meraka semua di beri makanan bungkus dan kemudian di jemput di sore/malam harinya, untuk menyetor pendapatan mengemis mereka dan menerima upah.Bahkan ada juga yang mengaku mempunyai rumah bagus dan sawah di desa/kampung halamannya. Mengemis adalah pekerjaan sempingan yang menguntungkan karena tidak perlu bekerja keras, begitu yang sempat di katakan seseorang pengemis di liputan televisi dengan kamera tersembunyi. Lain pengemis lain pula pengamen. Jika kita naik bus kota/metromini/kopaja/transportasi lain nya, maka kita akan dapati beberapa pengamen naik saling bergantian untuk menjajakan suaranya, dari usia anak-anak, usia remaja, remaja dewasa dan ada juga orang tua. Namun belakangan lebih sering mereka memaki dan menyumpahin para penumpang yang memilih untuk tidak memeberi sedekah, tak jarang pegamen remaja dan dewasa menodong beberapa penumpang kemudian merampas barang-barang dan uang penumpang. Cukup lama saya mengamati proses kemunduran ini di jalanan. Entah harus iba atau kesal dan marah dengan keadaan ini. Seperti tidak mungkin jika harus menuduh dan menyalahkan mereka atas apa yang menjadikan mereka profesi seperti itu dan kemudian bertindak curang bahkan anarkis dan kriminal. Dan sepertinya tidak mungkin juga hanya menyalahkan kebijakan-kebijakan pemerintah. Tidak banyak yang bisa saya katakan dalam hal ini, Semua kembali ke diri kita masing-masing dalam berkemampuan, berpendidikan dan beragama sehingga membentuk pribadi yang kuat berprinsip dan bermoral. Saya sebagai generasi bengsa ini juga berharap banyak dari pemerintah untuk dapat mewujudkan lapangan-lapangan kerja seperti yang di janjikan. Mungkin dengan begitu para pengemis dan pengamen-pengamen yg anarkis yang ada di jalanan bisa di salurkan sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga bangsa ini juga bisa mengembangkan sumber daya manusia indonesia sendiri, bukan nya melempar proyek-proyek negara ke lembaga-lembaga dan tenaga-tenaga asing, Dengan catatan para pelaku profesi pengemis, pengamen ataupun pengangguran mau belajar dan membangun pondasi di diri sendiri masing-masing. Yang terpenting dalam catatan saya adalah Menyadari dan memahami diri sendiri. apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan kita, kemudian belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik. Pada akhirnya tiap-tiap pribadi yang menjadi lebih baik akan membuat bangsa ini menjadi lebih baik pula. Salam Generasi Bangsa. By: Papillon

Saturday, November 7, 2009

Suara Rakyat

Suara Rakyat

Written: by papillon & trexliar

Ada apa sih sebenarnya , orang – orang kok selalu berantem melulu di televisi?

Sedikit pertanyaan yang terlontar yang sempat saya dengar dari masyarakat awam pada saat mereka sedang melihat tayangan – tayangan perdebatan para petinggi,

Saya sendiri sebagai Generasi bangsa merasa kecewa dan marah terhadap semua kejadian yang terjadi di lingkungan para petinggi dan penguasa negri ini.

Suap – menyuap, kebohongan public, kecurangan, kelicikan, adu domba dan tindakan – tindakan kotor lain nya menjadi sebuah perilaku indah bagi mereka. Entah kenapa ya???

Yang saya tahu nenek moyang kita mengajarkan adat istiadat yang baik, ramah, bukan hal – hal kotor dan tidak pantes di lakukan di Negara ini seperti yang terjadi saat ini.

Begitu juga dengan agama – agama yang ada. ajaran – ajaran dan nilai – nilai yang normative yang baik untuk membangun pribadi – pribadi yang baik, yang dalam keseluruhan menjadi bangsa yang baik.

Ada apa Sebenarnya???

Kenapa malah terjadi saling lempar, saling tuduh, saling bersaing dan menjatuhkan satu dengan yang lain ? Tidak berlaku lagikah “ BHINEKA TUNGGAL IKA “ , sebagi semboyan bangsa Indonesia ini ??? Apakah perbedaaan harus meruncing pada pertikaian?? Apakah para petinggi Negara yang di katakana sebagi orang – orang yang ahli, yang berpendidikan tinggi, yang bertugas membangun Negara demi semua rakyat Indonesia ini sudah tidak bisa berpikir dengan jernih untuk membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah?

  • Apakah benar Keputusan – keputusan yang telah di ambil berdasarkan kebijaksanaan yang mengatas namakn Rakyat Indonesia !!!

  • Apakah benar stok hati nurani dan moral sudah abis dig anti dengan uang, kedudukan, kekuasaan dan ambisi ke ego – egoan dalam kehidupan bangsa Indonesia ini ?

Mengapa perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan keadilan itu menguap begitu saja terbawa oleh gelombang tsunami dan goncangan gempa di bumi pertiwi. Seperti tanah yang kita pijak ini sudah lelah dan di penuhi kesedihan yang mendalam.

  • Bukankah akan lebih baik jika saling mengakui dan saling memaafkan? Bukan saling menyalahkan….

  • Bukankah akan lebih baik jika saling bahu membahu, saling mendukung dan bekerja sama dalam dalam segala hal hal ? Bukan saling mencari kesalahan !

  • Bukankah akan lebih baik jika saling terbuka ? Bukan saling menutupi !

Saya berharap dan Mengundang para pemuda untuk berlogika dengan kepala dingin seperti hal memerangi terorisme yang menjadi keberhasilan bangsa ini melalui aparat yang bertugas, Ayo kita perangi juga Korupsi dan Nepotisme tidak hanya di kalangan petinggi negara, Namun di kalangan pemerintah daerah di tingkat terendah sekalipun ! Ingatlah bahwa kita generasi pemuda bangsa Indonesia, bukan untuk di bodohi dan di tindas, Tapi untuk pandai dan cerdik. Jadi gunakan logika dan kepala dingin, dengan tidak menghilangkan nilai – nilai adat bangsa, norma – norma kehidupan dan keimanan kepada Tuhan YME.

Stop Terprofokasi dan Memprofokasi! Pikirkan segala hal – hal perkara dengan jernih, dengan baik dan benar untuk kebenaran dan keadilan. Salam Generasi Bangsa.

Saran Dan keritikan

{%contact%}

 
Back To Top
Copyright © 2014 SSN. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates